I Do Love You, but…

Cinta tak sesederhana Itu……

Aku melihatnya masuk dari pintu depan. Berkelebat menuju toilet dan beberapa menit kemudian terlibat percakapan dengan seorang admin perempuan. Lama kuamati sosoknya. Lumayan tinggi dengan postur tubuh tegap. Berpenampilan rapi dengan kemeja putih lengan pendek bergaris dan celana kain panjang berwarna hitam. Mukanya terlihat tak ramah. Sedikitpun tak kulihat senyum pada wajahnya. ‘Sombong’ begitu pikirku. Padahal dia nggak jelek, ya bisa dibilang good looking lah. Sesaat dia menoleh ke arahku, terdiam sejenak lalu melengos ke back office. Eerrrrr… What the…?? Sumpah, males banget jadinya. Tapi ya sudahlah, bodo amat. Toh kantor ini bukan punya dia.

(more…)

Published in: on December 16, 2012 at 2:10 pm  Leave a Comment  
Tags: ,

Frustrasi

Dan lagi, aku menitikkan air mata karenamu
Bukan sebab pilu, hanya rindu Setetes nila itu tlah menjadikanmu candu
Inginku membunuh siluetmu dalam balutan hari, bulan, tahun
Namun yang kuhadapi adalah detik, menit, dan jam
Harus menyerahkah aku?

Published in: on June 26, 2011 at 7:45 pm  Comments (1)  
Tags:

Lupakan Saja

Masihkah kau memikirkanku?
Ketika bara menjadi api, tiada alasan tuk mencari kehangatan lain Masihkah kau merindukanku?
Aku datang pada musim kemarau dan pergi ketika hujan tiba
Dan bila kau masih mencintaiku, biarkan lukanya mengering
Dan kau pasti kan bahagia…

Published in: on June 25, 2011 at 3:38 pm  Leave a Comment  
Tags:

Dosakah?

Aku mencintai kekasihmu, tidak bolehkah?
Aku mengenalnya lebih dulu, apakah salah?
Mengapa semua orang mencibirku? Menyalahkanku?
Apa karena statusku kini?
Iya, aku tak sendiri lagi. Bersuamikan orang yang tak pernah kucintai.
Lalu aku harus bagaimana?
Tidak adakah keadilan untuk ku?

Published in: on June 11, 2011 at 9:17 pm  Comments (1)  

Kenangan

Pernah aku berpikir, mengapa pertemuan tak selalu berakhir pada penyatuan?
Darimulah aku belajar bahwa cinta memang tak harus memiliki
Darimu aku pahami bila keihklasan niscaya akan berbuah manis
Darimu pula aku terima segala konsekuensi munculnya sebuah rasa
Jangan sesali itu sobat
Kenangan hadir untuk diukir di hati Selamanya..

Published in: on May 17, 2011 at 8:43 am  Leave a Comment  
Tags:

Warna yang Hilang

Yang menyakitiku adalah kenyataan bahwa `aku harus berhenti mencintaimu` tepat ketika aku sangat memerlukanmu..
Mengapa kau mendesakku?
Karena tak lagi menyayangiku?
Atau telah ada penggantiku?
Entah..
Kau lebih memilih untuk membisu.. Bahkan kau biarkan aku membencimu dengan rinduku..

Published in: on May 16, 2011 at 1:09 am  Leave a Comment  
Tags:

Rindu yang Membiru

Mungkin hanya dalam bawah sadar aku masih merindumu

Dunia yang tak bisa kukendalikan semauku

Menggilaimu seumur hidupku membuatku jemu

Jemu dalam jeratan pesonamu

Aku ingin bertemu seperti waktu itu

Aku ingin bertemu dan melihat gelak tawamu

Aku ingin bertemu sebelum aku, kamu, dan kita tak mampu

Published in: on April 23, 2011 at 9:03 pm  Comments (1)  
Tags: ,

The God’s Will

Lama juga menghilang dari peredaran, aku mulai rindu untuk menulis….

Tapi saat ini entah kenapa tak ada satupun ide yang hinggap di otak besarku, hanya tumpukan pekerjaan serta kewajiban-kewajiban lainnya yang kian menyita perhatian. Memang aku baru saja memulai memahami dan mendalami dunia kerjaku saat ini. Setelah sekian lama berkubang dalam atmosfir kerja yang agak menjemukan, akhirnya aku memutuskan untuk berpetualang *biar keren dikit istilahnya*

Lalu, kemanakah gerangan aku melangkah? Well, sudah sejak lama aku memimpikan untuk berkecimpung dalam dunia perbankan. Mungkin sudah menjadi cita-cita semenjak kuliah dulu. Sayangnya aku yang dulu adalah aku yang terbentuk dari segumpal rasa malu dan tidak percaya diri yang berlebihan, sehingga aku enggan untuk mencoba. Selalu merasa bahwa aku tidak pantas. Benar-benar mind-set yang menyimpang. Tapi bukan berarti aku yang sekarang ini sangat percaya diri dan tidak tau malu. Paling tidak aku mampu menempatkan diri sesuai dengan kemampuan serta latar belakang pendidikan maupun pengalaman kerja yang dimiliki.  Dan buktinya aku bisa mewujudkannya bukan?

Pelajaran hidup yang kuterima kali ini adalah percaya dan yakin terhadap kemampuan yang kita miliki. Jangan terlalu meremehkan pribadi kita yang walaupun miskin akan pengalaman. Dan setelah mendapatkan sesuatu yang diharapkan, ingatlah selalu untuk bersyukur, karena *percaya atau tidak* tidak sepenuhnya hal-hal yang kita peroleh murni tercipta dari 100% usaha. There will always be the God’s will 🙂

 

Published in: on April 3, 2011 at 12:13 pm  Leave a Comment  

Syukur

Mungkin kata pertama yang paling tepat aku ucapkan adalah `syukur`. Beberapa bulan belakangan ini, aku dilimpahi berbagai macam berkah dari-Nya. Doaku selama ini terjawab dan terpenuhi dengan jalan-Nya. Aku masih ingat bahwa sebelumnya aku mengalami kegelapan dalam pemikiran terutama tentang masa depanku. Terkadang aku bingung dengan laju kehidupanku yang terkesan monoton serta tidak menghasilkan sesuatu yang berarti. Terlebih lagi aku dicekoki fakta bahwa umurku tak muda lagi dan aku harus mulai berpikir serius demi kepentinganku nantinya.

Aku sempat merevisi bagian-bagian hidupku satu-persatu. Aku merasa tidak puas dengan pekerjaanku selama tiga tahun terakhir. Menurutku, apa yang kudapat tidaklah sesuai dengan apa yang telah aku sumbangkan pada lembaga tersebut, yang kenaikan gajinya berlaku satu tahun sekali dengan nominal minim bahkan tanpa asuransi dan THR. Dan aku pun berusaha untuk mencari dan menemukan cara untuk segera hengkang dari tempat tersebut yaitu dengan mencoba melihat peluang pekerjaan di tempat atau perusahaan lainnya. Tentunya aku juga harus mengkorelasikan latar belakang pendidikanku dengan lapangan kerja yang tersedia. Beberapa kali aku mencoba, belum terlihat hasilnya. Aku kecewa karena berharap terlalu besar. Dengan mudahnya aku terpuruk oleh keadaan itu dan enggan untuk mencoba karena takut mengalami kegagalan lagi. Sehingga yang kudapati hanya duka dan luka, bukanlah semangat yang semakin menjadi untuk mewujudkan harapan yang tertunda.

Kevakuman itu kembali membuatku sedikit gelisah dan terpuruk dengan keadaan. Sebagai anak tertua aku merasa memiliki tanggung jawab lebih dibandingkan dengan saudara-saudara lainnya. Aku ingin melihat kedua orang tuaku bahagia melihat kesuksesanku dan mampu membantu mereka dalam memenuhi keperluan sehari-hari. Aku ingin bisa menanggung biaya kuliah kedua adikku. Aku ingin berpenghasilan lebih walaupun harus kerja keras. Aku ingin ini, aku ingin itu. Terlalu banyak mimpi dan akhirnya aku pasrah.

Sampai suatu saat, datang tawaran kerja sampingan dari seorang teman. Mestinya aku bergelut di bidang ini. Cuma entah kenapa aku tidak merasa nyaman melakukannya. Apa mungkin aku yang terlalu pemilih? Aku mencoba menjalaninya dari hari ke hari dengan frekuensi yang terbatas dulu, lama-kelamaan aku merasa nyaman dan semangat untuk bekerja double tiap harinya. Dari bulan lalu aku mengalami peningkatan kuantitas jam kerja, begitu pula dengan penghasilan. Memasuki bulan ini aku kembali mendapat tawaran yang menggiurkan. Hanya dengan bekerja delapan jam dalam satu minggu, pendapatan yang kuperoleh tiap bulannya bahkan melebihi penghasilan di kantor. Bayangkan jika semua dijumlahkan. Totalnya memang tak seberapa, tapi bagiku itu lebih dari perkiraan dan aku sangat mensyukurinya. Kini inginku hanya satu, aku berharap dibekali kekuatan lahir dan batin dalam menempuh jalanku. Aku ingin kuat dan tegar, tak ingin berbalik pada masa-masa kekanakanku lagi.

Terima kasih Tuhan, karena ternyata beginilah cara-Mu menunjukkan jalan yang semestinya. Terima kasih untuk keluarga, teman, dan orang-orang terdekat yang telah menemani serta mendukung pilihan-pilihanku. Terima kasih karena saat ini aku merasa menjadi orang yang sangat beruntung memiliki dan dimiliki oleh kalian. Love u.. 🙂

 

 

Published in: on March 2, 2011 at 10:33 am  Comments (2)  
Tags:

Mimpi Hijauku

Kau tau, seberapa sakit pun luka yang kau torehkan, aku tetap tunduk padamu…

Dari awal aku terkesan menentangmu, tapi setelah kepergianmu, aku menuruti semua perkataanmu…

Kau memintaku untuk lebih merawat diri dengan memperbaiki penampilan, aku lakukan…

Kau ingin agar aku menemukan seseorang yang lebih baik, aku telah mencari dan mendapatkan yang sempurna…

Kau berharap agar aku menjaga diri dan menjadi seseorang yang bisa dibanggakan,  selalu kuusahakan…

Itu semua karenamu…

Aku berubah karena permintaanmu…

Kini aku tak lagi menantimu, namun hal-hal terbaik yang telah kau pilihkan untukku…

Published in: on February 23, 2011 at 9:53 am  Comments (2)  
Tags: